Minggu, 28 September 2014
AIR TANAH JOGJAKARTA MAKIN MENURUN SEHINGGA RAWAN SEKALI AKAN KEKERINGAN
Makin meningkatnya jumlah penduduk jogja akhir-akhir ini membuat persedian air tanah makin menipis yang berakibat makin sulitnya di temukannya sumber mata air di jogja karena banyak sekali persoalan yang menghambat ketersedian air tanah di jogja makin menipis diantaranya banyak sekali berdirinya hotel-hotel & apartemen sehingga menyedot banyak sekali ketersedian air tanah sehingga makin menipis jumlah air tanahnya,makin banyaknya jumlah penduduk karena meningkatnya jumlah penduduk yang tidak terkendali di kota jogja membuat sumber-sumber mata air yang ada tidak mencukupi untuk meningkatnya jumlah penduduk tersebut,masih banyak sekali sumber-sumber air yang tercemar & kekeringan sehingga tidak dapat memenuhi konsumsi air yang di inginkan masyarakat, banyak sekali perumahan yang dibangun di sekitar sungai sehingga banyak sekali sungai & sawah yang sudah berubah fungsinya sehingga mereka sulit untuk mendapatkan air bersih ,kurangnya ruang terbuka hijau di sekitar kota & kabupaten sehingga tidak dapat untuk menampung ketersedian air sebagai konsumsi & kehidupan sehari-hari karena itu penting bagi Pemerintah kota & kabupaten di jogja untuk menanam tanaman penyerap air sehingga bila terjadi kemarau yang sangat panjang masyarakat tidak kesulitan memperoleh air bersih & batasi pembangunan bangunan yang tinggi seperti mall,apartemen & hotel agar tidak menyedot air tanah makin besar karena dapat membuat banyak sumur-sumur warga mengalami kekeringan & penting juga untuk membangun drainase yang baik agar bila hujan air dapat tertampung dengan baik karena buruk sekali bila adanya pembangunan yang terus-menerus di kota yogya tanpa memperhatikan ketersedian air bagi masyarakat karena dapat membuat masyarakat kesulitan air karena itu penting sekali batasi pembangunan di kota yogya agar pembangunan hotel,apartemen & mall sangat perlu dibatasi agar di rubah menjadi penanaman pohon-pohon agar masyarakat tidak mengalami kesulitan air lebih buruk lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar