Minggu, 15 Juni 2014

BAHAYA MENGKONSUMSI GULA PASIR& MAKANAN MANIS BERLEBIHAN

Bahaya Mengonsumsi Gula dan Makanan Manis. Diabetes mellitus merupakan efek samping yang paling buruk akibat mengonsumsi gula terlalu banyak. Obesitas (kegemukan) juga sering kali menyerang karena kebiasaan mengonsumsi gula yang terlalu rakus, meskipun obesitas tidak sepenuhnya disebabkan oleh gula. Tetapi, gula mempunyai potensi membuat seseorang terserang obesitas. Ia menjadi gemuk bukan karena kandungan kalori pada gula, namun lantaran gula memiliki kapasitas untuk mempengaruhi keseimbangan hormon.
Sebenarnya, meningkatnya nafsu makan dan jaringan lemak dapat mengakibatkan meningkatnya lemak tubuh. Oleh karena itu, konsumsilah gula secukupnya atau gunakan gula yang rendah kalori untuk menghindari hal-hal negatif tersebut.
Pada dasarnya, Bahaya Mengonsumsi Gula dan Makanan Manis bagi tubuh ialah ketika makanan manis yang dikonsumsi dicampur dengan pemanis sintesis atau pemanis buatan. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahkan ke dalam makanan atau minuman untuk menciptakan rasa manis. Bahan pemanis buatan ini sama sekali tidak mempunyai nilai gizi. Beberapa contoh pemanis buatan ialah sakarin, siklamat, dan aspartam. Sakarin atau “biang gula” memiliki tingkat kemanisan 350-500 kali gula alami.
Bahaya Mengonsumsi Gula dan Makanan Manis
Bahaya Mengonsumsi Gula dan Makanan Manis
Pemanis buatan direkomendasikan untuk diet bagi para penderita diabetes mellitus karena mereka memerlukan diet rendah kalori. Pemanis ini tidak boleh digunakan oleh orang-orang yang sehat. Sakarin ditemukan pada tahun 1879, dan mulai digunakan secara umum pada tahun 1950 dan I960, yang dikombinasikan dengan siklamat. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sakarin dan siklamat dapat mengakibatkan tumor kantong kemih pada binatang percobaan.
Di Indonesia, ada banyak makanan dan minuman yang ditambah sakarin dan siklamat karena harganya yang jauh lebih murah dari pada harga gula. Namun, penggunaan sakarin saat ini diganti dengan aspartam yang memiliki tingkat kemanisan 180 kali gula tebu. Aspartam ditemukan pada tahun 1981. Aspartam banyak digunakan sebagai pemanis dalam permen dan berbagai jenis makanan olahan.
Padatahun 1998, F DA {foodanddrugadministrat ion) menyetujui penggunaan pemanis baru, yaitu sukralose yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali gula, meskipun molekul pemanis ini tidak diserap oleh tubuh. Makanan olahan yang biasa menggunakan pemanis buatan itu antara lain sirop, es mambo, kue, dan roti.
Terkait itu, perlu diketahui bahwa gula tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan. Sebab, kelebihan gula dapat mengakibatkan sejumlah konsekuensi kesehatan yang penting. Berikut adalah daftar dari konsekuensi metabolis yang diakibatkan oleh gula dari beberapa jurnal kesehatan dan publikasi ilmiah lainnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh penulis Lick the Sugar Habit, Nancy Appleton:
  • Gula dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan merusak pertahanan tubuh dalam melawan penyakit karena infeksi.
  • Gula mengganggu komposisi mineral dalam tubuh, yang mengakibatkan kekurangan kromium dan tembaga, serta mengganggu penyerapan kalsium dan magnesium.
  • Gula bisa mengakibatkan peningkatan hormon adrenalin secara drastis, hiperaktif, kecemasan, susah berkonsentrasi, serta cepat tersinggung (yang dialami oleh anak).
  • Gula dapat menyebabkan peningkatan cukup berarti pada kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol jahat, serta penurunan dalam kolesterol baik.
  • Gula menyebabkan kehilangan elastisitas dan fungsi jaringan tubuh.
  • Gula memberi makan sel-sel kanker, serta terbukti berhubungan dengan perkembangan kanker payudara, ovarium, prostat, rektum, pankreas, saluran biliary, paru-paru, kantong empedu, dan kanker perut.
  • Gula dapat meningkatkan level glukosa darah puasa dan menyebabkan hipoglikemia reaktif. Gula bisa memperlemah penglihatan.
  • Gula dapat menyebabkan banyak masalah dengan saluran pencernaan, termasuk saluran cerna yang asam, salah cerna (indigestion), kegagalan penyerapan makanan pada pasien penyakit usus besar, peningkatan risiko penyakit ibron’s, dan kolitis disertai luka.
  • Gula bisa mengakibatkan penuaan dini.
  • Gula dapat mendukung alkoholisme.
  • Gula mampu membuat air liur menjadi lebih asam, serta menyebabkan kerusakan gigi dan penyakit periodontal.
  • Gula dapat menyebabkan obesitas.
  • Gula bisa mengakibatkan terjadinya penyakit autoimun, misalnya arthritis, asma, dan multiple sclerosis.
  • Gula mendorong peningkatan pertumbuhan kandida albican (infeksi ragi).
  • Gula dapat mcnyebabkan batu empedu.
  • Gula bisa mengakibatkan usus buntu.
  • Gula dapat menyebabkan wasir.
  • Gula mampu mengakibatkan pembuluh mekar {varicose veins).
  • Gula dapat meningkatkan respons glukosa dan insulin pada pengguna alat kontrasepsi oral.
  • Gula bisa menyebabkan osteoporosis.
  • Gula mampu mengakibatkan penurunan sensitivitas insulin, yang membuat tingkat insulin tinggi dan diabetes mellitus.
  • Gula dapat menurunkan level vitamin E.
  • Gula bisa meningkatkan tekanan darah sistolik. Gula dapat menyebabkan rasa kantuk dan menurunkan aktivitas pada anak.
Mengonsumsi gula berlebih akan meningkatkan advanced glycat ion end products (AGEs) atau molekul gula yang menempel dan merusak protein di dalam tubuh.
  • Gula dapat mengganggu penyerapan protein dalam tubuh.
  • Gula bisa menyebabkan alergi makanan.
  • Gula sanggup mengakibatkan toksemia selama kehamilan.
  • Gula dapat menyebabkan eksim pada anak.
  • Gula bisa mengakibatkan penyakit atherosclerosis dan kardiovaskular.
  • Gula dapat merusak struktur DNA.
  • Gula mampu mengubah struktur protein dan menyebabkan kelainan permanen terkait cara kerja protein dalam tubuh.
  • Gula menimbulkan penuaan pada kulit dengan cara mengubah struktur kolagen.
  • Gula dapat menyebabkan katarak dan rabun dekat.
  • Gula bisa mengakibatkan emphisema.
Konsumsi gula berlebih dapat merusak keadaan homeostasis fisiologis dari banyak sistem dalam tubuh.
  • Gula menurunkan kemampuan enzim-enzim tubuh.
  • Gula meningkatkan ukuran hati dengan cara membuat sel-sel hati membagi diri dan dapat meningkatkan jumlah lemak hati.
  • Gula bisa meningkatkan ukuran ginjal dan menghasilkan perubahan patologis pada ginjal, seperti pembentukan batu ginjal.
  • Gula dapat merusak pankreas.
  • Gula mampu meningkatkan penyimpanan cairan tubuh.
  • Gula sebagai musuh nomor satu bagi pergerakan usus.
  • Gula dapat mcmbahayakan lapisan kapiler.
  • Gula membuat urat daging (tendon) menjadi lebih rapuh.
  • Gula dapat menyebabkan sakit kepala, termasuk migrain.
  • Gula bisa mengurangi kapasitas pemahaman dan mengganggu kemampuan belajar pada anak.
  • Gula dapat menyebabkan peningkatan pada gelombang otak delta, alfa, dan teta, yang bisa mengganggu kemampuan otak untuk berpikir jernih.
  • Gula dapat menyebabkan depresi.
  • Gula bisa meningkatkan risiko asam urat.
  • Gula meningkatkan risiko penyakit alzheimer.
  • Gula dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hormonal, seperti peningkatan estrogen pada laki-laki, memperparah PMS, dan mengurangi hormon pertumbuhan.
  • Gula dapat menyebabkan pusing.
  • Gula meningkatkan radikal bebas dan stress oksidatif.
  • Gula meningkatkan pelekatan platelet.
  • Bagi remaja yang hamil, konsumsi gula secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan besar terhadap masa kehamilan, serta berhubungan dengan risiko ganda akan melahirkan bayi prematur.
  • Gula adalah substansi yang adiktif.
  • Gula bisa memabukkan seperti alkohol.
  • Jika diberikan kepada bayi prematur, gula dapat berefek terhadap jumlah karbon dioksida yang dihasilkan.
Penyerapan gula secara beruntun akan menyebabkan konsumsi makanan berlebih pada subjek yang obesitas.
  • Gula dapat memperparah gejala-gejala attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak.
  • Gula berakibat terhadap komposisi elektrolit urine.
  • Gula dapat memperlambat kemampuan kelenjar adrenal.
  • Gula berpotensi menyebabkan proses metabolis abnormal pada individu normal dan sehat, serta dapat menyebabkan penyakit degeneratif kronis.
  • Pemberian air gula melalui infus bisa memutus suplai oksigen ke otak.
  • Gula meningkatkan risiko polio.
  • Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan kejang epilepsi.
  • Gula menyebabkan tekanan darah tinggi pada orang-orang gemuk.
  • Gula dapat menyebabkan sel tubuh mati.
  • Gula menyebabkan dehidrasi pada bayi yang baru lahir.
  • Gula bisa mengakibatkan penyakit gusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar